Tidak Ada Pakem untuk Jualan Lewat Internet
Intro
Ketika seorang pemula sedang mencoba jualan lewat internet, banyak di antara mereka yang bingung. Hal itu sangat wajar bagi seseorang yang baru berada di tahap awal. Seninya adalah mencari pola apa yang cocok dan sesuai untuk diri Anda sendiri. Kenapa begitu? Ya karena style orang beda-beda. Cara si A mungkin cocok untuk si B, namun cara si A belum tentu cocok untuk si C. Misal, si A menyarankan jualan dengan rutin bikin video dengan alasan bla bla bla, dengan bukti bla bla bla … Betul, namun cara itu belum tentu work untuk orang lain. Di lain sisi, ada juga yang hanya dengan mengandalkan sosmed tapi ternyata juga bisa berhasil.
Macam-macam teknik jualan
Teknik dalam jualan di internet itu banyak macamnya. Berikut ini contoh yang saya pelajari dari berbagai orang.
- Sosmed organik
- Ngiklan
- Konten video
- SEO
- Email marketing/funnel
- Story whatsapp
Dulu, saya pernah menjual ikan konsumsi, berkuintal-kuintal gabah kering hanya lewat artikel blog gratisan, sedangkan istri saya lebih suka main sosmed untuk jualan skincare. Ada juga sang mentor yang lebih suka gass iklan di meta. Selain itu, ada juga teman yang sukanya pakai funneling. Ajaibnya, semuanya work. Jadi, kenali style mana yang paling cocok untuk Anda pakai. Setiap orang bisa beda-beda.
Teknik yang macam-macam itu muaranya tetaplah berada di konten, entah itu artikel ataupun video. Khusus untuk funnel saya sudah buat ebooknya dalam 29 halaman. Anda dapat mendownloadnya secara gratis di link > ebook funneling.
Tekniknya sama tapi kok hasilnya beda?
Adakah dari Anda yang mempertanyakan hal ini? teknik yang dipakai sama, caranya sama, bahkan barang yang dijual pun juga sama. Tapi faktanya, hasilnya berbeda jauh. Kok bisa begitu?
Sudah sering dengar istilah ATM? Amati, tiru, dan modifikasi. Cara itu tidaklah salah, namun terkadang, ada hal yang luput dari pengamatan. Pengamatan duplikasi dalam hal teknis sudah oke, namun pengamatan akan hal yang sifatnya non teknis apakah sudah diduplikasi juga? Padahal, hal yang non teknis ini pengaruhnya sangat besar, bahkan bisa sampai 80% mungkin.
Kabar baiknya, faktor non teknis sebagai fondasi bisnis juga sudah saya buatkan ebooknya (41 halaman). Jika mau, Anda bisa mendownloadnya di link berikut ini> ebook fondasi bisnis.
Hambatan internal
Hambatan internal yang paling sering dialami pemula saat memulai jualan lewat internet sesuai dengan uraian di awal yaitu bingung mulai dari mana. Beli-beli panduan terus, dibaca enggak, ditonton juga enggak. Justru dengan begitu, para pemula itu akan kebanjiran informasi di otaknya. Informasinya setengah-setengah. Kebanyakan task, alhasil seperti laptop spek kentang yang dipaksa buka banyak aplikasi, hasilnya ngehang. Satu dulu dipelajari dan dipraktekkan secara konsisten, baru kalau memang nggak cocok dengan caranya, beralihlah ke metode yang lain.
Targetnya ketinggian. Sama seperti bos metropolitan sewaktu mencoba usaha pembesaran lele tanpa tahu teknis dan seninya. Dia fomo ketika diberitahu untung satu kolam terpal itu kisaran 5jt.
“mas, apakah benar satu kolam itu bisa untung 5jt?”
“ya, bisa saja Pak”
“oh, berarti kalau bikin 100 kolam bisa 500jt dong ya?”
“secara teknis bisa saja, itu juga tergantung permintaan pasar, panennya juga nanti parsial. Kejauhan Pak kalau mikirnya sampai sana. Kecil dulu aja misalnya nyoba 2-4 kolam. Bisa nggak itu benih hidup sampai ukuran panen? Kualitas benih, air, pakan, penyakit semuanya ngefek ke hasil panen lho Pak. Belum lagi hama kepala item yang kadang di luar perkiraan”
Si bos nekat dan alhasil benih ikan pada hormat bendera semua. Pakan digudang ngendon dan terpaksa dijual murah. Mau mulai lagi sudah terlanjur frustasi, semangat hilang, tak ada gairah. Sama juga saat pemula baru mulai belajar jualan lewat internet, sebaiknya pasang target yang realistis dulu. Bisa balik modal itu sudah cukup bagus sebagai permulaan. Selanjutnya, Anda pelajari polanya, ulangi caranya, latih terus menerus. Lambat laun, Anda nanti juga akan mahir dengan sendirinya.
– Mas Dot