Keboncosan, kesulitan, dan atau kegagalan

Keboncosan, kesulitan, dan atau kegagalan

Keboncosan atau kegagalan itu terjadi tidak hanya diakibatkan dari kesalahan-kesalahan yang bersifat teknis, namun juga karena faktor non teknis seperti; salah dalam meletakkan keyakinan. Bagi para pemasar internet, keyakinan memang suatu keharusan, namun kesalahan dalam bermain keyakinan dapat mengakibatkan hasil yang justru terbalik dari apa yang diharapkan.

Keyakinan seharusnya diletakkan pada wilayah yang memang menjadi domain dari usahamu. Usaha yang kamu sendiri bisa mengontrolnya, merisetnya, dan juga mengevaluasinya. Keyakinan tidak sepantasnya diletakkan pada domain orang lain apalagi domain Tuhan. Saat kamu yakin bahwa dia pasti beli, kondisi itu merupakan keyakinan yang berlebihan. Beli ataupun tidak itu sudah berada pada wilayah calon pembeli. Faktanya, keputusan membeli atau tidak itu juga ada andil dari yang Maha Membolak-balikkan hati.

Hal yang seharusnya dilakukan

Saat kamu sudah sedemikian detail melakukan riset produk, sudah sedemikian semangat membuat produk, sudah melakukan analisa kelebihan dan kekurangan antara produkmu dengan produk orang lain, maka sudah sepantasnya kamu merasa puas. Sadari rasa puas itu karena kamu sudah melakukan semuanya pada tataran level terbaikmu, pada performa puncakmu.

Selanjutnya, jika pembelajaranmu tentang teknik-teknik marketing sudah sedemikian kamu kuliti, kamu kemas ulang, dan kamu terapkan dalam usaha menjual produkmu, itupun sudah cukup. Jikalau saja hasilnya masih gagal atau kurang memuaskan, mungkin saja itu adalah sebuah pembelajaran untuk meninjau kembali fondasi bisnis yang sedang kamu jalankan. Seperti makna denotasinya, fondasi berarti dasar, akar penopang, atau basis fundamental yang jikalau tidak kokoh, maka dapat mengakibatkan bangunan di atasnya runtuh. Jika kamu mau tahu lebih mendalam tentang fondasi bisnis, aku sudah mengemasnya dalam sebuah ebook yang bisa kamu download di sini> ebook fondasi bisnis.

Melenting ke atas

Setelah fondasi diperbaiki, cobalah pertimbangkan kembali apa yang akan kamu lakukan. Ini adalah bagian yang paling krusial yang seharusnya dicari sedari awal. Coba amati kembali, saat kamu mulai menekuni usahamu. Apakah usaha yang kamu lakukan itu sudah memenuhi kriteria jalan dharma?

Jika sudah, maka tak ada lagi alasan untuk tidak melakukannya kembali, mengusahakannya kembali. Semesta akan turut membantu karena kamu sudah mengorbit pada track yang benar. Sudah saatnya kamu bergairah dalam setiap detail usaha yang kamu lakukan. Setiap detik bagaikan kilat inspirasi yang tak sabar untuk segera kamu eksekusi. Pada akhirnya, kamu pun akan melenting ke atas. Semua jalan seolah terbuka tanpa terkecuali. Kamu pun akan memahami bahwa kelahiranmu di dunia ini adalah kesempatan emas untuk memahayu hayuning bawana.

Bersama kesulitan terdapat kemudahan

Ungkapan ini selalu membawaku pada ingatan tentang karung-karung pakan. Karung-karung yang dijahit sedemikian rupa sehingga membuat pakan di dalamnya tidak tumpah. Mungkin kamu tidak familar dengan karung pakan, namun tentu kamu akan lebih familiar dengan karung beras, karung pupuk, atau karung apapun yang menggunakan metode jahitan yang sama.

Coba perhatikan, pemula yang baru pertama kali mencoba membuka karung itu biasanya akan menemui kesulitan. Mereka menemui kesulitan karena belum tahu cara membuka jahitan karung itu. Tak jarang, mereka berusaha sampai frustasi dan pada akhirnya mengambil gunting untuk membukanya. Padahal, ada satu simpul tertentu pada jahitan itu yang didesain dengan sedemikian cerdas sehingga hanya dengan satu kali tarikan terbukalah semua jahitan itu.

Dalam kehidupan pun sama saja. Bersama kesulitan terdapat kemudahan. Tugas kita hanyalah menemukan kunci kemudahan itu. Jika manusia saja bisa dengan begitu cerdas menciptakan pola jahitan yang sangat kuat sekaligus bisa dibuka dengan sangat mudah, lantas tidakkah Tuhan mampu mendesain segala sesuatu itu dengan lebih cerdas?

Probematika kehidupan seperti halnya jahitan pada karung pakan. Kesulitan yang dihadapi seorang manusia mengisyaratkan bahwa ia belum menemukan simpul kunci kemudahan. Simpul kunci yang jika sudah ditemukan maka keruwetan sesulit apapun akan dengan mudah terurai dengan sendirinya. Simpul kunci itu ada pada dirimu, pun demikian kesulitan itu juga kamu sendiri yang membuat. Jadi sadari terlebih dahulu sehingga kamu pun nanti akan mengerti kenapa seorang Nabi Yunus berdoa :

Lā ilaha illa anta sub-ḥanaka inni kuntu minaẓ-ẓalimin
Artinya: “Tiada tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.” (QS Al Anbiyaa’: 87)

-Mas Dot

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Scroll to Top