Serba-serbi Branding dan Personal Branding

Serba-serbi Branding dan Personal Branding

Personal branding dan branding adalah dua hal yang berbeda. Branding cakupannya lebih luas sedangkan personal branding lebih spesifik ke pribadi orangnya. Branding merupakan proses penciptaan image, kesan, atau persepsi publik terhadap produk, bisnis, orang, kelompok, atau bahkan perusahaan. Jadi, branding tidak hanya berbicara tentang logo, slogan, atau merk, melainkan mencakup keseluruhan pengalaman yang dirasakan oleh pelanggan ketika berinteraksi dengan Anda.

Karena branding itu cakupannya luas, maka jika dikelompokkan, setidaknya akan ada beberapa kelompok seperti: personal branding, branding produk, branding perusahaan, branding toko, dsb. Personal branding akan membuat Anda mudah untuk dikenal, demikian pula produk branding dll.

Pentingnya Branding

Branding dianggap penting karena dengan branding yang kuat akan membuat :

  • Produk mudah dikenali. Contoh Hp samsung terkenal dengan kameranya yang bagus sehinga jika ada orang mencari hp dengan camera bagus maka nama samsung turut masuk sebagai nominasi.
  • Seseorang dicari. Contoh ketika si Udin sudah dikenal sebagai orang yang pandai memperbaiki sepeda motor maka saat ada musafir yang motornya mogok, semua warga desa akan menyarankan dan merekomendasikan bengkel si Udin
  • Toko direkomendasikan pelanggan. Contoh, ketika toko Anda dikenal masyarakat luas sebagai toko yang pelayanannya ramah dan harganya miring maka tanpa diminta pelanggan Anda akan merekomendasikan kepada teman-temannya
  • Loyalitas. Contoh, seseorang yang sudah mengenal Anda akan cenderung lebih luwes soal harga walaupun harga sebelah lebih murah. Begitu pun soal branding produk. Terkadang, ada konsumen yang maunya hanya produk merk A, selain itu mereka nggak mau.

personal branding

Membangun Personal Branding di Media Sosial

Membangun personal branding di media sosial dapat dimulai dengan menentukan seperti apa Anda ingin dikenal. Tentukan hal ini sejak awal dan konsisten dengan memberikan konten yang sesuai dengan tujuan Anda. Misalnya, jika Anda ingin dikenal sebagai penjual sapi maka buatlah konten yang berhubungan dengan sapi. Perbaiki profil Anda, tulis biografi Anda secara lengkap. Dengan konsisten memposting konten-konten yang sesuai maka cepat atau lambat orang akan mengenal Anda sebagai peternak atau penjual sapi.

Interaksi dengan audien dan berteman dengan sesama penjual atau peternak sapi juga akan mempercepat terbentuknya personal branding Anda. Kalau memang perlu, buatlah jadual kapan Anda membuat konten, berapa konten dalam seminggu, dan berapa orang seprofesi yang Anda add pertemanannya

Memang, membangun personal branding di media sosial tidak bisa instan. Ia butuh waktu, tidak bisa sehari jadi. Namun demikian, jika personal branding Anda sudah terbentuk, pada akhirnya Anda akan menikmati juga hasilnya. Tak jarang, akan banyak orang yang menawarkan kerja sama. Anda pun dapat dengan mudah menjual produk apapun termasuk produk digital yang sedang naik daun dan banyak dicari di Indonesia. 

Rahasia personal branding yang jarang diungkap

Seperti uraian sebelumnya, banyak pakar atau motivator menyarankan kepada Anda untuk mulai membangun personal branding. Akan tetapi mereka lupa satu hal. Personal branding tidak hanya sekedar menentukan seperti apa Anda ingin dikenal, melainkan bagaimana Anda mengenali diri Anda sendiri. Ini terkait jiwa Anda, lakon Anda, kontrak hidup Anda, atau tujuan Anda dilahirkan.

Melakukan sesuatu yang bukan merupakan kontrak jiwa Anda hanya akan mendatangkan kesulitan. Personal branding yang Anda bangun semestinya harus sesuai dengan kecenderungan misi jiwa Anda. Hal itu yang akan membuat Anda merasa penuh dan berdaya.

Jika memang Anda dilahirkan sebagai seorang penghusada misalnya, maka personal branding yang dilakukan adalah memberikan edukasi-edukasi tentang penyembuhan diri. Hal yang demikian itu akan menjadi lebih mudah dibandingkan Anda membagikan konten-konten bisnis digital. Waduh… salah jalur. Memangnya tidak boleh? Boleh-boleh saja sebenarnya, namun dapat saya pastikan itu akan menjadi sesuatu yang menyulitkan Anda. Anda tidak perlu menjadi orang lain, Anda haruslah menjadi diri Anda sendiri.

Menelaah potensi diri Anda

Dalam buku saya yang pertama, saya menulis bahwa pengenalan potensi itu hanyalah sekelumit bagian dari pengenalan diri. Nah, sekarang saya akan mencoba memberikan alur bagaimana Anda dapat mengenal potensi Anda. Coba jawab pertanyaan di bawah ini:

  • Aktifitas apa yang membuat Anda senang?
  • Kegiatan apa yang membuat Anda lupa waktu?
  • Hal apa yang dapat mudah Anda lakukan tapi tidak bagi orang lain?
  • Hal apa yang membuat Anda sangat antusias walaupun hanya membicarakannya saja?
  • Dalam hal apa kepercayaan diri Anda muncul?
  • Dengan siapa, teman seperti apa, atau komunitas yang bagaimana yang bisa membuat Anda menjadi diri sendiri?
  • Kegiatan apa yang membuat Anda merasa penuh dan puas setelah melakukannya?
  • Dalam hal apa Anda sering mendapatkan pujian?
  • Buku atau bacaan seperti apa yang Anda suka?

Semua jawaban atas pertanyaan tersebut, Anda sendiri yang bisa menjawabnya.

Personal branding yang menipu

Jangan sekali-kali Anda menjadi orang lain karena selain menipu orang lain, Anda juga sedang menipu diri sendiri. Apakah ada orang jenis begitu? Ya ada saja. Contoh yang paling jamak dilakukan adalah saat Anda sedang pedekate. Seringkali muda mudi yang sedang pedekate itu tidak menjadi dirinya sendiri, mereka banyak memakai topeng. Setelah topeng itu terbuka di kemudian hari, maka muncullah curhat-curhat penderitaan:

  • Setelah menikah dia berubah
  • Suamiku ternyata jorok
  • Istriku …
  • Dst …

Apa yang didapatkan jika tidak menjadi diri sendiri hanyalah kerugian semata. Lebih dari itu, Anda perlahan-lahan menutupi hati Anda dengan kemunafikan.

 

 

masdot

Mas Dot

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Scroll to Top