Antara Kebutuhan dan Keinginan
Di dalam Al Quran, perihal hawa nafsu jika disebut selalu saja Allah mencelanya. Tidakkah kita terpikir, ada apa gerangan kok hawa nafsu ini selalu dicemooh melulu. Bukankah dengan hawa nafsu itu semua yang terjadi ini dapat berjalan dengan normal? Seburuk itukah hawa nafsu?
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. -QS. Yusuf (12): 53
Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikutihawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.
-QS. Shaad (38): 26
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesuduh Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? -Q.S. Al-Jaatsiyah (45): 23
Antara kebutuhan dan nafsu keinginan
Kebutuhan adalah sesuatu yang memang diperlukan untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Jika tidak terpenuhi maka jalannya kehidupan bisa terganggu. Contohnya, kebutuhan akan makanan. Tubuh kita membutuhkan makanan dan minuman agar dapat melakukan berbagai aktivitas guna melancarkan kelangsungan hidup. Tanpa makan dan minum, mustahil bagi kita untuk dapat berkegiatan.
Di sisi lain, keinginan merupakan suatu benda atau jasa yang ingin dimiliki, maupun hal yang ingin dilakukan tapi tidak selalu berdampak signifikan jika tidak terpenuhi. Misalnya, ketika kita menginginkan mobil keluaran terbaru, kelangsungan hidup kita tidak akan terganggu seandainya kita tidak membeli kendaraan tersebut saat ini juga.
Yang kerap jadi masalah, ketika kebutuhan dan keinginan beririsan sehingga sulit dibedakan. Jika menggunakan contoh di atas, makanan dan minuman merupakan kebutuhan karena sifatnya esensial, namun makan di restoran bisa dikategorikan sebagai keinginan karena kita bisa menggantinya dengan makan masakan di rumah yang pengeluaran relatif lebih hemat dibandingkan makan di restoran. Di sisi lain, mobil keluaran terbaru bisa juga jadi kebutuhan ketika profesi yang jadi tumpuan hidup Anda mengharuskan memilikinya.
Bagi seorang desainer grafis, laptop yang mumpuni merupakan kebutuhan namun tidak bagi pelajar yang keperluannya hanya mengetik dan berselancar di dunia maya. Analogi yang sama bisa Anda terapkan pada kondisi apa saja. Kenali apakah itu kebutuhan atau hanya nafsu keinginan belaka.
Nafsu keinginan selalu dihembuskan oleh kuasa gelap. Di saat seperti itu seseorang akan kehilangan akal sehatnya. Nalarnya tidak jalan, apapun nasehat tidak akan mempan dan mampu menembus akal sehatnya.
Di dalam kekristenan pun dikenal 7 dosa mematikan. Semakin dekat dengan sifat-sifat ini maka Anda lebih dekat dengan kuasa gelap.
-
Pride atau Kesombongan
Rasa bangga memang diperlukan di dalam diri setiap orang, tetapi saat hal tersebut berubah menjadi kesombongan justru tergolong sebagai dosa mematikan. Hal ini dikarenakan seseorang yang memiliki kesombongan cenderung mengunggulkan dirinya sendiri secara berlebihan. Tidak jarang sikap sombong juga membuat manusia lupa akan anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan bagi diri mereka. Inilah yang membuat kesombongan termasuk dalam 7 deadly sins.
-
Greed atau Keserakahan
Selanjutnya ada greed atau keserakahan yang juga tergolong sebagai 7 deadly sins. Sifat ini dapat diartikan sebagai rasa cinta atau keinginan yang mendalam secara berlebihan yang berkaitan dengan kekayaan dan harta yang terdapat di dunia ini. Keserakahan dianggap sebagai salah satu dosa mematikan karena memicu seseorang untuk mengambil hak milik orang lain. Bahkan tidak jarang bisa membuat kesusahan bagi orang lain.
-
Lust atau Hawa Nafsu
Rangkaian 7 deadly sins selanjutnya adalah lust atau hawa nafsu. Hawa nafsu yang dimaksudkan bukan hanya berkaitan dengan aktivitas seksual semata. Lebih dari itu, nafsu yang disoroti adalah keinginan atau ambisi besar manusia terhadap sesuatu. Baik itu kekuasaan, benda-benda materi, hingga hal-hal yang dapat memberikan keuntungan bagi mereka. Dosa mematikan berupa hawa nafsu bisa memicu dosa berat lainnya karena seseorang melakukannya dengan kesadaran penuh.
-
Envy atau Iri Hati
Dalam hidup ini tidak jarang seseorang akan merasa iri terhadap pencapaian maupun hal-hal yang dimiliki oleh lain. Namun, siapa sangka kalau ternyata sifat ini adalah salah satu 7 deadly sins atau tujuh dosa mematikan. Mengapa demikian? Alasannya karena iri hati memang berawal dari kesedihan maupun rasa tidak suka terhadap nasib baik yang diraih oleh orang lain. Akan tetapi sifat ini dapat berkembang menjadi keinginan untuk menghancurkan nasib baik dari orang tersebut. Inilah yang membuat iri hati tergolong sebagai 7 deadly sins.
-
Gluttony atau Kerakusan
Sebagai dosa mematikan, kerakusan juga tidak jarang dilakukan dalam keseharian umat manusia. Kerakusan yang dimaksudkan di sini adalah makan dan minum secara berlebihan. Salah satu yang disoroti pada dosa kerakusan adalah kebiasaan mengkonsumsi minuman yang dapat memabukkan dalam hal ini adalah alkohol. Dosa kerakusan dianggap dapat memicu dosa-dosa lain serta perilaku merugikan yang lain.
-
Wrath atau Murka
Kemudian ada wrath atau murka yang juga termasuk dalam 7 deadly sins. Perilaku murka adalah perasaan benci maupun dendam yang kuat. Tidak jarang, murka diiringi dengan keinginan untuk melakukan pembalasan dendam. Berbeda dengan amarah yang masih melibatkan akal, lain halnya dengan murka. Murka termasuk dalam tujuh dosa mematikan karena dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Bahkan murka juga bisa memicu dosa-dosa yang lain.
-
Sloth atau Kemalasan
Rangkaian 7 deadly sins terakhir adalah sloth atau kemalasan. Berdasarkan Katekismus Gereja Katolik yang telah dikeluarkan oleh Vatikan di tahun 1992 lalu, sloth atau kemalasan dapat diartikan sebagai kurangnya upaya dalam hal fisik maupun spiritual. Melalui perilaku ini manusia dapat mengalami kelemahan yang cenderung mengarah pada sikap putus asa hingga tergoda. Dosa kemalasan adalah perilaku yang disengaja dan mampu memberikan kerugian tersendiri bagi siapa saja yang melakukannya.
Di penghujung zaman yang semakin gila ini seharusnya setiap manusia sudah mulai belajar melepaskan, bukannya malah makin melekat dengan nafsu keinginan. Saya pun memiliki keinginan yang sampai saat ini belum dapat diwujudkan. Keinginan itu sederhana, saya hanya kepingin hidup slow living sambil bercocok tanam dan pelihara ikan. Akan tetapi keinginan tetaplah keinginan, ia merupakan sumber penderitaan. Jadi saya tidak akan terlalu ngotot agar keinginan itu bisa terwujud. Jika memang keinginan itu selaras dengan kehendak Tuhan maka biarlah itu menjadi rahasiaNya.
Keinginan, kemauan, dan kehendak
Keinginan merupakan turunan dari hawa nafsu. Jika keinginan itu tidak terpenuhi maka seringkali si aku kecewa. Wujud dari tidak terpenuhinya sebuah keinginan biasanya marah, kecewa, jengkel, dan perasaan bervibrasi rendah lainnya. Sedangkan kemauan, ia berasal dari dorongan di dalam. Kemauan masih turunan dari nafsu namun lebih terkendali. Biasanya masih ada embel-embel “hadiah” di belakangnya. Aku mau ini supaya begini, aku mau begitu seupaya begini. Beda lagi dengan kehendak, kehendak levelnya lebih dalam dan berasal dari hati nurani manusia. Contoh, saat melihat ketidakadilan, semua manusia memiliki dorongan untuk meluruskan.